Peranan
pesantren untuk negeri
Dalam
sejarahnya, Indonesia tidak lepas dari peranan para pahlawan dalam membela dan
memperjuangkan kemerdekaan dari para penjajah. Banyak perlawanan yang
dipelopori oleh kaum beragama islam dari pelbagai penjuru nusantara, seperti
perlawanan diponegoro, perang padang, perang lampung dan lain sebagainya. Memasuki
decade abad ke 19, para ulama nusantara dihantui oleh perubahan sistem
imperialism kuno menjadi imperialism modern. Efek dari runtuhnya kekuatan
gereja katolik vatikan. Hal ini lah yang mendorong para ulama untuk
membangkitkan kesadaran beragama, bernegara, berilmu serta melawan imperialism
tersebut, yang dalam ilmu sejarah disebut gerakan nasionalisme. Islam, yang
digalang sebagai symbol pembangkit nasionalisme.
Gerakan
nasionalisme di Nusantara diawali dengan berdirinya budi utomo yang bergerak
dibidang kebangkitan pendidikan islam.
Disusul setelahnya beberapa organisasi kebangkitan islam lainnya, seperti
Muhammadiyah, Nahdatul Ulama, dan masih banyak lagi. Salah satunya dengan
adanya pesantren-pesantren yang tujuan didirikannya adalah untuk mencetak
pemuda santri yang berjiwa patriot, pembela tanah air, bangsa dan agama. Dan
sebagai penerus perjuangan para penegak kemerdekaan di Nusantara, terutama
perjuangan para ulama.
Pesantren
memiliki cara pandang dan kurikulum yang berbeda dalam menangani kasus-kasus
kontemporer yang permasalahan perbedaan paham yang banyak terjadi di akhir abad
19, dengan cara mencerdaskan generasi umat bukan dengan debat terbuka yang
dapat menjatuhkan satu sama lain. Dengan kurikulum yang berbeda ini, lahirlah
kepribadian santr muda yang percaya diri, erani, berwawasan agama yang luas,
juga menguasai bahasa-bahasa asing sebagai modal melawan kejahilan dari bangsa
lain.
Perlawanan 10
november di Surabaya merupakan salah satu contoh perlawanan terbesar yang
dipelopori oleh santri dan ulama dari pesantren-pesantren sekitar jawa timur
yang memiliki pemahaman aama yang kuat, bahwa membela bangsa dan Negara merupakan
kewajiban bagi setiap muslim.
Peranan
pesantren bagi kemerdekaan Indonesia tidak dapat dipandang sebelah mata,
kekuatan, persatuan dan niat perjuangan santri adalah anak panah yang jika
dilepaskan maka dapat membunuh.
و الأسد لو لا فراق
الغاب مافترست # و السهم لولا فراق القوس لم يصب
Pesantren
Bukanlah Lembaga Pendidikan Pemenggal Perjalanan Sejarah –Discoutuinity Of
History-. Justru Sebaliknya, Pesantren Dijadikan Arena Pencetak Santri Berjiwa
Patriot, Pembela Tanah Air, Bangsa Dan Agama. Penerus Perjuangan Para Penegak
Kemerdekaan Di Nusantara, Terutama Para Ulama.